Jumat, 16 Oktober 2015

METROLOGI INDUSTRI : PENGUKURAN KELURUSAN SUATU POROS

1.      JUDUL PRAKTIKUM
Pengukuran Kelurusan Suatu Poros
2.      KOMPETENSI PRAKTIKUM
a.      KOMPETENSI DASAR
Mengecek kelurusan dan kebulatan poros menggunakan jam ukur dngan cara yang benar
b.      SUB KOMPETENSI DASAR
1.      Mengecek kelurusan poros menggunakan jam ukur dengan cara yang benar.
2.      Mengecek kebulatan poros menggunakan jamukur dengan cara yang benar
3.      Menetapkan besarnya penyimpangan dimensi kelurusan dan ketidakbulatan poros berdasarkan hasil pengecekan dengan menggunakan jam ukur.
3.      DASAR TEORI
            Pengukuran kelurusan poros dapat dilakukan dengan menggunakan bangku senter, dan jam ukur  (dial indicator). Dalam hal ini poros yang diukur diletakkan diantara senter bangku kerja. Namun sebelum benda kerja (poros) dipasang, kedua senter harus dicek terlebih dahulu untuk memastikan kedua senter tersebut dalam keadaan sesumbu. Kemudian lakukan pemeriksaan/pengukuran dengan menggunakan jam ukur per increment jarak dengan cara menggeser–geser jam ukur sepanjang poros dan mencatat perubahan setiap increment jarak tersebut.
4.      PROSEDUR PRAKTIKUM
a.      ALAT UKUR DAN PERLENGKAPAN YANG DIPAKAI
1.      Jangka sorong
2.      Meja pengukur kelurusan dengan senter
3.      Benda kerja
4.      Mistar
5.      Spidol/pensil
6.      Jam ukur ( Dial Indicator )
7.      Alat pembersih
b.      KESELAMATAN KERJA
Sensor jangan sampai terguncang pada waktu akan disentuhkan ke benda ukur
c.       PROSEDUR / LANGKAH PENGUKURAN
1.      Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
2.      Meletakkan benda kerja pada senter.
3.      Mengecek perbedaan tinggi antara ujung poros yang satu ke ujung lainnya dengan menggunakan jam ukur (pada posisi I , II, III, dan IV)
4.      Mengecek kelurusan poros  (benda ukur) dengan jam ukur.
5.      Mengecek kebulatan poros dengan jam ukur
6.      Bila jam ukur digerakkan kekiri atau kekanan dan skala jam ukur tidak bergerak, maka poros dalam keadaan lurus.
d.      DATA UKUR


Lokasi
1
2
3
4
5
6
I
0
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
II
0
0.013
0.023
0.034
0.047
0.055
III
0
0.006
0.011
0.017
0.024
0.33
IV
0
0.007
0.018
0.026
0.026
0.43
Rata-rata
0
0.009
0.01675
0.02425
0.0305
0.21125
7
8
9
10
11
12
13
0.039
0.044
0.049
0.05
0.052
0.052
0.07
0.061
0.07
0.076
0.086
0.093
0.1
0.104
0.043
0.053
0.065
0.077
0.086
0.097
0.114
0.056
0.065
0.074
0.081
0.09
0.098
0.103
0.04975
0.058
0.066
0.0735
0.08025
0.08675
0.09775
                        Suhu Ruangan : 28o 30’
                        Kelembaban 75%
                       
e.       ANALISA DATA UKUR
Berdasarkan hasil olah data perbedaan tinggi poros diperoleh grafik sebagai berikut :
Dari grafik diatas, perbedaan tinggi rata-rata yang terjadi dari posisi 1 sampai posisi 13 secara terus menerus adalah sebagai berikut : 0; 0.009; 0.01675; 0.02425; 0.0305; 0.21125; 0.04975; 0.058; 0.066; 0.0735; 0.08025; 0.8675; 0.09775. Dapat dilihat dari posisi 1 ke posisi 13 terus terjadi kenaikan. Pada posisi 1 sampai posisi 4 perbedaan tidak terlalu signifikan. Namun pada posisi 5 sampai 13 penyimpangan terlihat sangat jauh dari ketinggian yang seharusnya, yaitu 0.
Dari analisa diatas dapat dilihat bahwa poros tidak lurus. Semakin menjauh penyimpangan yang terjadi semakin besar.
f.       KESIMPULAN PENGUKURAN
1.      KESIMPULAN TENTANG ALAT UKUR
Dari pengukuran ini dapat disimpulkan bahwa alat ukur berupa dial indicator ini merupakan salah satu alat yang digunakan dalam menentukan kelurusan atau kedataran suatu permukaan. Alat ini cukup mudah digunakan. Kita hanya perlu menyentuhkan ujung sensor ke benda. Geser benda. Data yang kita inginkan bisa dilihat pada skala jam ukur.
2.      KESIMPULAN DATA HASIL PENGUKURAN
Dari data hasil pengukuran diatas, dapat disimpulkan bahwa poros yang digunakan dalam pengukuran ini tidak lurus. Hal ini terlihat dari grafik yang terbentuk. Karena dibagian tengah poros memiliki penyimpangan yang besar. Untuk mengatasi kesalahan kosinus pada waktu menggunakan jam ukur dapat dilakukan dengan penyettingan benda kerja yang tepat . yaitu dengan menyenterkan benda kerja dan menempatkan jam ukur secara tegak lurus.
       
Ketidaklurusan ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya mesin yang digunakan tidak senter/oleng, alat potong yang sudah rusak dan lain sebagainya.
Data ini bias terjadi pinyampangan, hal ini bias dikarenakan karena beberapa hal, diantaranya temperature ruangan yang tidak sesuai, kesalahan dalam pembacaan, dan tekanan pada waktu pengukuran.