1. JUDUL
PRAKTIKUM
Pengukuran
Kekasaran Permukaan Hasil Proses Turning,
Milling, dan Silinder Grinding
Machine
2. KOMPETENSI
PRAKTIKUM
a. KOMPETENSI
DASAR
Melakukan pengukuran kekasaran
permukaan dengan cara dan prosedur yang benar
b. SUB
KOMPETENSI DASAR
1.
Melakukan pengukuran kekasaran secara tidak langsung dengan cara meraba (touch inspection)
2.
Melakukan pengukuran kekasaran secara tidak langsung dengan cara melihat/ mengamati(visual inspection)
3.
Melakukan pengukuran kekasaran secara langsung dengan roughness tester
3. DASAR
TEORI
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memeriksa tingkat
kekasaran permukaan. Cara yang paling sederhana adalah dengan meraba atau
menggaruk permukaan yang diperiksa. Cara lain yang lebih teliti adalah dengan
menggunakan peralatan yang dilengkapi dengan jarum peraba (stylus).
Peralatan ini memiliki sistem kerja berdasarkan prinsip elektris. Dengan
peralatan yang dilengkapi dengan stylus maka hasil pengukuran permukaan
dapat langsung dibaca. Bila dilihat dari proses pengukurannya maka cara
pengukuran permukaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: pengukuran
permukaan secara tak langsung atau membandingkan dan pengukuran permukaan
secara langsung.
Dalam pemeriksaan permukaan secara
tidak langsung atau membandingkan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan,
antara lain dengan meraba (touch inspection), melihat/mengamati (visual inspection), menggaruk (scratch
inspection), dengan mikroskop (microscopic inspection) dan
dengan potografi permukaan (surface photographs).
Pemeriksaan kekasaran secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan cara meraba. Dengan kepekaan perasaan dalam
meraba maka dapat dirasakan kasar halusnya suatu permukaan. Untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat kehalusannya biasanya dilakukan dengan permukaan
standar (surface finish comparator). Permukaan benda ukur
yang akan diperiksa diraba dengan ujung jari, kemudian ganti meraba beberapa
lempengan alat ukur pembanding kekasaran permukaan. Bila dirasakan ada salah
satu lempengan yang tingkat kehalusannya sama dengan kehalusan dari permukaan
yang diperiksa, maka kehalusan permukaan yang diperiksa adalah sama dengan
kehalusan permukaan pembanding. Angka tingkat kehalusan/kekasaran bisa dibaca
pada lempengan pembanding (surface finish comparator).
Pemeriksaan permukaan secara
langsung adalah dengan menggunakan peralatan yang dilengkapi dengan peraba yang
disebut stylus. Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran
permukaan yang bentuknya konis atau piramida. Bagian ujung dari stylus
ini ada yang berbentuk rata dan ada pula yang berbentuk radius. Untuk ujung stylus
yang berbentuk radius, jari-jari keradiusannya biasanya sekitar 2 mm.
Bila stylus bergeser maka setiap perubahan yang dialami oleh stylus
karena permukaan yang tidak halus akan nampak pada kertas grafik dari peralatan
ukurnya karena perubahan ini terekam secara otomatis.
4. PROSEDUR
PRAKTIKUM
a. ALAT
UKUR DAN PERLENGKAPAN YANG DIPAKAI
1.
Benda ukur
2.
Surface finish comparator
3.
Kaca
Pembesar/ Lup
4.
Alat-alat pembersih
b. KESELAMATAN
KERJA
1. Benda ukur dan alat ukur
harus dalam keadaan bersih
2. Letakkan benda ukur dan
alat ukur dengan benar dan jangan bertumpuk
3. Berhati-hatilah dalam menggunakan alat
ukur agar tidak terjadi kerusakan.
c. PROSEDUR
/ LANGKAH PENGUKURAN
1.
Ambil benda yang akan diukur
2.
Tandai panjang pengukuran
3.
Lakukan pengukuran dnegan surface
finish comparator dengan terlebih dahulu meraba permukaan benda ukur
kemudian bandingkan dengan surface finish
comparator
4.
Lakukan pengukuran dengan surface
finish comparator dengan terlebih dahulu melihat permukaan benda ukur kemudian bandingkan dengan surface finish comparator, Lakukan dengan bantuan kaca pembesar(Lup)
5.
Catat hasil pengukuran
d. DATA
UKUR
PERCOBAAN
|
DIMENSI
|
SURFACE FINISH COMPARATOR
|
|
VISUAL INSPECTION
|
TOUCH INSPECTION
|
||
Turning
|
Rt
|
25
|
25
|
Rp
|
16
|
16
|
|
Ra
|
0
|
0
|
|
Rz
|
20
|
20
|
|
Surface Grinding Slindris
|
Rt
|
10
|
10
|
Rp
|
3
|
3
|
|
Ra
|
1.7
|
1.7
|
|
Rz
|
7.5
|
7.5
|
|
Milling
|
Rt
|
10
|
10
|
Rp
|
7
|
7
|
|
Ra
|
2.3
|
2.3
|
|
Rz
|
8.5
|
8.5
|
e. ANALISA
DATA UKUR
Setelah
dilakukan pengukuran dengan menggunakan surface finish comparator didapatkan
hasil sebagai berikut :
Untuk
bahan yang dikerjakan dengan proses bubut(turning) dengan cara visual dan touch
inspection didapatkan hasil yang sama, yaitu : Rt = 25, Rp = 16, Ra = 0, dan Rz
= 20.
Untuk
bahan yang dikerjakan dengan proses gerinda silindris(Surface Grinding
Silindris) dengan cara visual dan touch inspection didapatkan hasil yang sama,
yaitu : Rt = 10, Rp = 3, Ra = 1.7, dan Rz = 7.5.
Untuk
bahan yang dikerjakan dengan proses frais(Milling) dengan cara visual dan touch
inspection didapatkan hasil yang sama, yaitu : Rt = 10, Rp = 7, Ra = 2.3, dan
Rz = 8.5.
Dimana
Rt adalah Kedalaman total, Rp adalah kedalaman perataan, Ra adalah kekasaran
rata-rata aritmatis, sedangan Rz hamper sama dengan Ra.
Dari
data diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat antara touch dan visual
inspection didapatkan hasil yang sama. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat
ketelitian dari kedua cara ini sama.
f. KESIMPULAN
PENGUKURAN
1. KESIMPULAN
TENTANG ALAT UKUR
Dari pengukuran ini dapat disimpulkan bahwa
alat ukur berupa surface finish comparator ini merupakan pengukuran kekasaran
permukaan tak langsung. Alat yang paling
mudah digunakan dalam mengukur kekasaran permukaan. Dimana kita hanya
membandingkan hasil dari suatu permukaan dengan alat ukur ini. Namun,
penggunaan alat ini menuntun kita untuk teliti dalam mengamati antara alat ini
dengan permukaan dari benda.
Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih baik, bisa menggunakan alat yang
disebut Surface Roughness Tester. Dimana kita hanya mengoreskan ujung stlus
dengan jarak tertentu kemudian data yang diperlukan langsung bias dibaca,
pengukuran ini disebut pengukuran kekasaran permukaan langsung.
2. KESIMPULAN
DATA HASIL PENGUKURAN
Dari
data hasil pengukuran kekasaran
permukaan ini dapat disimpulkan :
benda
yang dikerjakan dengan proses grinding memiliki kualitas permukaan paling halus
diantara ketiganya, kemudian proses milling dan yang terakhir proses turning.
Data
ini bisa terjadi pinyampangan, hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal,
diantaranya temperature ruangan yang tidak sesuai, kesalahan dalam pembacaan,
dan tekanan pada waktu pengukuran.
5. LAMPIRAN
Halo Yondi, kamu dapet alat yang untuk ukur kekasaran permukaan nya dari mana ya? thankyou sebelumnyaa
BalasHapusThanks
BalasHapus