Jumat, 16 Januari 2015

METROLOGI INDUSTRI : Pengukuran Kekasaran Permukaan

1.      JUDUL PRAKTIKUM
Pengukuran Kekasaran Permukaan Hasil Proses Turning, Milling, dan Silinder Grinding Machine
2.      KOMPETENSI PRAKTIKUM
a.      KOMPETENSI DASAR
Melakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara dan prosedur yang benar
b.      SUB KOMPETENSI DASAR
1.      Melakukan pengukuran kekasaran secara tidak langsung dengan cara meraba (touch inspection)
2.      Melakukan pengukuran kekasaran secara tidak langsung dengan cara melihat/ mengamati(visual  inspection)
3.      Melakukan pengukuran kekasaran secara langsung dengan roughness tester
3.      DASAR TEORI
            Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memeriksa tingkat kekasaran permukaan. Cara yang paling sederhana adalah dengan meraba atau menggaruk permukaan yang diperiksa. Cara lain yang lebih teliti adalah dengan menggunakan peralatan yang dilengkapi dengan jarum peraba (stylus). Peralatan ini memiliki sistem kerja berdasarkan prinsip elektris. Dengan peralatan yang dilengkapi dengan stylus maka hasil pengukuran permukaan dapat langsung dibaca. Bila dilihat dari proses pengukurannya maka cara pengukuran permukaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: pengukuran permukaan secara tak langsung atau membandingkan dan pengukuran permukaan secara langsung.
            Dalam pemeriksaan permukaan secara tidak langsung atau membandingkan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain dengan meraba (touch inspection), melihat/mengamati (visual  inspection), menggaruk (scratch inspection), dengan mikroskop (microscopic inspection) dan dengan potografi permukaan (surface photographs).
            Pemeriksaan kekasaran secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara meraba. Dengan kepekaan perasaan dalam meraba maka dapat dirasakan kasar halusnya suatu permukaan. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kehalusannya biasanya dilakukan dengan permukaan standar (surface finish comparator). Permukaan benda ukur yang akan diperiksa diraba dengan ujung jari, kemudian ganti meraba beberapa lempengan alat ukur pembanding kekasaran permukaan. Bila dirasakan ada salah satu lempengan yang tingkat kehalusannya sama dengan kehalusan dari permukaan yang diperiksa, maka kehalusan permukaan yang diperiksa adalah sama dengan kehalusan permukaan pembanding. Angka tingkat kehalusan/kekasaran bisa dibaca pada lempengan pembanding (surface finish comparator).
            Pemeriksaan permukaan secara langsung adalah dengan menggunakan peralatan yang dilengkapi dengan peraba yang disebut stylus. Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang bentuknya konis atau piramida. Bagian ujung dari stylus ini ada yang berbentuk rata dan ada pula yang berbentuk radius. Untuk ujung stylus yang berbentuk radius, jari-jari keradiusannya biasanya sekitar 2 mm. Bila stylus bergeser maka setiap perubahan yang dialami oleh stylus karena permukaan yang tidak halus akan nampak pada kertas grafik dari peralatan ukurnya karena perubahan ini terekam secara otomatis.

4.      PROSEDUR PRAKTIKUM
a.      ALAT UKUR DAN PERLENGKAPAN YANG DIPAKAI
1.      Benda ukur
2.      Surface finish comparator
3.      Kaca Pembesar/ Lup
4.      Alat-alat pembersih
b.      KESELAMATAN KERJA
1.      Benda ukur dan alat ukur harus dalam keadaan bersih
2.      Letakkan benda ukur dan alat ukur dengan benar dan jangan bertumpuk
3.      Berhati-hatilah dalam menggunakan alat ukur agar tidak terjadi kerusakan.
c.       PROSEDUR / LANGKAH PENGUKURAN
1.      Ambil benda yang akan diukur
2.      Tandai panjang pengukuran
3.      Lakukan pengukuran dnegan surface finish comparator dengan terlebih dahulu meraba permukaan benda ukur kemudian bandingkan dengan surface finish comparator
4.      Lakukan pengukuran dengan surface finish comparator dengan terlebih dahulu melihat permukaan benda ukur kemudian bandingkan dengan surface finish comparator, Lakukan dengan bantuan kaca pembesar(Lup)
5.      Catat hasil pengukuran
d.      DATA UKUR
PERCOBAAN
DIMENSI
SURFACE FINISH COMPARATOR
VISUAL INSPECTION
TOUCH INSPECTION
Turning
Rt
25
25
Rp
16
16
Ra
0
0
Rz
20
20
Surface Grinding Slindris
Rt
10
10
Rp
3
3
Ra
1.7
1.7
Rz
7.5
7.5
Milling
Rt
10
10
Rp
7
7
Ra
2.3
2.3
Rz
8.5
8.5

e.       ANALISA DATA UKUR
Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan surface finish comparator didapatkan hasil sebagai berikut :
Untuk bahan yang dikerjakan dengan proses bubut(turning) dengan cara visual dan touch inspection didapatkan hasil yang sama, yaitu : Rt = 25, Rp = 16, Ra = 0, dan Rz = 20.
Untuk bahan yang dikerjakan dengan proses gerinda silindris(Surface Grinding Silindris) dengan cara visual dan touch inspection didapatkan hasil yang sama, yaitu : Rt = 10, Rp = 3, Ra = 1.7, dan Rz = 7.5.
Untuk bahan yang dikerjakan dengan proses frais(Milling) dengan cara visual dan touch inspection didapatkan hasil yang sama, yaitu : Rt = 10, Rp = 7, Ra = 2.3, dan Rz = 8.5.
Dimana Rt adalah Kedalaman total, Rp adalah kedalaman perataan, Ra adalah kekasaran rata-rata aritmatis, sedangan Rz hamper sama dengan Ra.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa hasil yang didapat antara touch dan visual inspection didapatkan hasil yang sama. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat ketelitian dari kedua cara ini sama.
f.       KESIMPULAN PENGUKURAN
1.      KESIMPULAN TENTANG ALAT UKUR
 Dari pengukuran ini dapat disimpulkan bahwa alat ukur berupa surface finish comparator ini merupakan pengukuran kekasaran permukaan tak langsung.  Alat yang paling mudah digunakan dalam mengukur kekasaran permukaan. Dimana kita hanya membandingkan hasil dari suatu permukaan dengan alat ukur ini. Namun, penggunaan alat ini menuntun kita untuk teliti dalam mengamati antara alat ini dengan permukaan dari benda.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih baik, bisa menggunakan alat yang disebut Surface Roughness Tester. Dimana kita hanya mengoreskan ujung stlus dengan jarak tertentu kemudian data yang diperlukan langsung bias dibaca, pengukuran ini disebut pengukuran kekasaran permukaan langsung.
2.      KESIMPULAN DATA HASIL PENGUKURAN
Dari data hasil  pengukuran kekasaran permukaan ini dapat disimpulkan :
benda yang dikerjakan dengan proses grinding memiliki kualitas permukaan paling halus diantara ketiganya, kemudian proses milling dan yang terakhir proses turning.
Data ini bisa terjadi pinyampangan, hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal, diantaranya temperature ruangan yang tidak sesuai, kesalahan dalam pembacaan, dan tekanan pada waktu pengukuran.




5.      LAMPIRAN

2 komentar:

  1. Halo Yondi, kamu dapet alat yang untuk ukur kekasaran permukaan nya dari mana ya? thankyou sebelumnyaa

    BalasHapus